Di postingan kali ini saya akan membahas
tentang definisi, dan teori yang berkaintan dengan bisnis amora.
Lalu apa sebenarnya arti kata amoral itu? Amoral
bisa di artikan dengan sebuah tindakan
tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang karena kurangnya pengetahuan,
memiliki kelainan atau belum cukup umur.
Namun dalam istilah amoral dapat di
definisikan sebagai :
“Immoralism
is a system that does not accept moral principles and directly opposes
morality, while amoralism does not even consider the existence of morality
plausible”
Yang
artinya bahwa amoral tidak berhubungan dengan konteks moral ,
bisa dikaitkan dengan :
- Tidak mempunyai relevansi etis
- Tidak berkaitan dengan masalah moral
- Bebas moral
Lalu teori yang berkaitan dengan bisnis amoral
Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta
etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,
baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yang baik dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau
dari satu generasi ke generasi yang lain.
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau
kebiasaan.
Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama
berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia
yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian
terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama
sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai
pegangan siap pakai.
Mitos Bisnis
Amoral
Mitos bisnis amoral mengungkapan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas
atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut
dengan etika dan moralitas. Keduannya adalah dua bidang yang terpisah satu sama
lain.
Etika justru bertentangan dengan bisnis yang ketat,
maka orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma, dan
nilai-nilai moral. Bisnis memang sering diibaratkan dengan judi bahkan sudah
dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat.
Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan
(judi) harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Etika harus dibedakan
dari ilmu empiris. Pemberitan, surat pembaca, dan berbagai aksi protes yang
terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis
yang tidak baik, menunjukan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat
menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan
norma-norma moral.
Beberapa keberatan lain mengenai
bisnis amoral:
Egoisme bisnis amoral adalah posisi
yang bersifat bertentangan
Egosme
ini menunjukkan pada konsep kepentingan diri sendiri yang tak konsisten.
Tuntutan
normatif dalam amoralisme mengagungkan penyiksaan kapitalis.
Amoralitas
dalam perusahaan bisnis menyalahgunakan gagasan maksimalisasi keuntungan.
SUMBER :